Duka

Berpaculah saat itu

Untai tanda masa lalu

Tentang derap langkah yang berpadu

Mengiringi duka yang pilu

….

f534cdf0115ecbbc646fdfb1f21fad61.jpg
-pinterest-

Pagi  itu adalah sebuah kelabu.Mengusik diri akan kenang rindu. Aku saat itu adalah yang mengutuk kepada waktu tentang bagaimana sebuah sentosa sekejap hanyalah sendu.

Langitpun ikut merenggut. Mengikut alur jiwa yang terganjal getir. Bersambar sedih dan kemudian menangis. Dengan derasnya.

6bab43b0ebfa690c8b4ed5991800ce82
-pinterest-

Betapa hangat sebuah rengkuh dirimu kini hanya sebuah fantasi berliku. Aku tak sadar bahwa rasa ini dan dirimu hanyalah sebentar dan gugur.

Hanyalah saat ini kulihat namamu ditorehkan diatas tanah bertafsir ajal. Mana kulihat rupa dirimu. Yang kucari ternyata sudah merangkul akhir.

Dan dalam afeksi ini akan selalu terukir bagaimana padu padan histori, memori, dan kasih. Sangat kompleks dan rumit sehingga takkan mudah terkikis.

Walau takkan aku seperti ini, tapi nurani belum ingin berpaling. Menitih hari tanpa hangat itu hanyalah perih berduri. Dan kini sedihku terpatri.  Sesaat itu selamanya, dan selalu menanti.

6 respons untuk ‘Duka

Tinggalkan Balasan ke ribka larasati Batalkan balasan